Suku – suku Primitif Yang ada didunia

 

Disebutkan masih ada 100 suku primitif yang masih ada di tempat yang terisolasi di muka bumi ini. Suku – suku primitif ini masih menjaga tradisi kuno mereka hingga saat ini, dan tradisi kuno mereka ini justru memberikan banyak informasi bagi para ahli antropologi untuk memahami budaya mereka yang telah bertahan selama berabad – abad. Berikut adalah sepuluh suku primitif yang menghindari peradaban modern.

1. Suku Surma

 

Bangsa Surma adalah sekelompok suku yang memiliki beragam kebudayaan. Mereka menetap di selatan Sudan dan barat daya Ethiopia. Bangsa Surma memiliki tiga bahasa utama : bahasa Suri, Mursi dan Me’en. Selama bertahun – tahun mereka menghindari kontak dengan budaya barat. Meski orang – orang barat sudah mengenal bibir piring yang sudah menjadi ciri khas mereka, bangsa Surma tetap tidak ingin berhubungan dengan bangsa barat. Bangsa Surma hidup berkelompok, dan kelangsungan hidup mereka bergantung pada peternakan. Dan mereka tetap bertahan selama berabad – abad, melewati jaman kolonisasi, perang dunia, hingga jaman perjuangan kemerdekaan.

Bangsa barat pertama yang pernah mengadakan komunikasi dengan mereka adalah beberapa dokter dari Rusia, yang oleh bangsa Surma dianggap sebagai mayat hidup karena warna kulit mereka yang berbeda. Dari dokter – dokter Rusia ini lah, bangsa Surma menggunakan senjata jenis AK-47 untuk melindungi hewan ternak mereka 

2. Suku primitif Peru

 

Masyarakat adat Peru terdiri dari sejumlah besar kelompok etnis yang berbeda yang telah mendiami negara Peru sebelum penjelajah Eropa menemukan negara ini.Pada bulan Agustus 2013 terjadi kehebohan saat suku primitif Peru untuk pertama kali nya melakukan kontak dengan peradaban luar. Bermula dari sekelompok turis yang melakukan tur menjelajahi hutan di Peru, tanpa disengaja mereka justru bertemu muka langsung dengan suku primitif tersebut. Dari awal hingga akhir pertemuan tersebut terekam dengan jelas dalam video. Suku primitif tersebut mencoba berkomunikasi dengan para turis. 

Tapi dikarena kan suku primitif itu tidak mengerti sedikit pun bahasa Spanyol mau pun bahasa Inggris, mereka akhir nya meninggalkan “bangsa – bangsa modern” tersebut dalam keadaan kebingungan. Pemerintah Peru kemudian melakukan inspeksi, dan mereka akhir nya menyadari bahwa sekelompok turis tersebut telah bertemu dengan salah satu suku primitif yang tersisa yang tak diketahui oleh antropolog. Para ilmuwan sebetul nya telah berusaha menemukan keberadaan dari peradaban suku primitif ini selama bertahun – tahun tanpa mendapat kan hasil. Sedang kan para turis tersebut justru bertemu langsung dengan suku primitif itu tanpa usaha sedikit pun.  

3. Bangsa penyendiri dari Brasil

 

Bangsa ini terkenal sebagai bangsa yang paling terisolasi di muka bumi ini. Diyakini menetap di pedalaman hutan Amazon, suku ini sepenuhnya terdiri dari satu orang saja. Seperti hal nya Bigfoot yang misterius, suku ini mendadak menghilang ketika para ilmuwan nyaris menemukan keberadaan nya.

Diyakini bahwa manusia tunggal ini adalah manusia terakhir dari suku nya yang selamat dari pembantaian yang dilakukan oleh pendatang. Dia sering disebut sebagai “Man of The Hole”, karena kebiasaan nya menggali lubang besar yang menjadi perangkap binatang buruan nya.
Dia adalah satu – satu nya orang di dunia ini yang tetap mempertahankan bahasa dan adat istiadat suku nya. Melakukan kontak dengan nya, bisa jadi bagaikan menemukan harta karun berupa informasi, setidak nya mengenai bagaimana cara dia bertahan hidup selama beberapa dekade hanya sendirian saja.

4. The Jackson White

 

Selama tahun 1700-an, pemukim Eropa membentuk kolonisasi di pantai timur Amerika Utara. Pada masa ini, setiap suku yang berada di antara Samudera Atlantik hingga ke Sungai Mississippi telah masuk ke dalam daftar masyarakat yang dikenal. Semua suku… kecuali satu, yakni The Jackson White.

Mungkin pertanyaan yang paling membingungkan tentang klan Jackson Whites yang misterius ini bukanlah siapa mereka, tapi asal-usul legenda mereka.
Pada tahun 1790-an, sebuah suku yang sebelumnya belum pernah terdengar-dari penduduk asli Amerika berjalan keluar dari hutan hanya tiga puluh lima mil (56 km) dari New York City. Entah bagaimana mereka telah berhasil menghindari semua kontak dengan para pemukim, meskipun beberapa pertempuran terbesar dalam sejarah Amerika Serikat ; Perang Tujuh Tahun dan Perang Revolusi terjadi tak jauh dari lokasi tersebut. Mereka menjadi dikenal sebagai The Jackson Whites, karena mereka memiliki warna kulit terang seperti hal nya warna kulit bangsa Eropa.
 

5. Suku Ruc dari Vietnam

 

Perang Vietnam justru membawa manusia ke daerah – daerah yang sebelum nya terisolasi. Setelah salah satu serangan pengeboman terbesar yang dilakukan oleh Pasukan Amerika Serikat, tentara Vietnam Utara terkejut melihat sekelompok suku bermunculan dari hutan.
 
Kejadian tersebut adalah kontak pertama suku Ruc dengan peradaban modern. Karena setelah perang terjadi kerusakan hutan, suku Ruc memilih untuk tinggal di Vietnam yang modern. Namun nilai – nilai budaya mereka selama ratusan tahun, berbenturan dengan pemerintahan komunis Vietnam. Akibat nya suku Ruc sering terlibat pertikaian dengan pemerintah Vietnam.
 
Suku Ruc memanfaatkan sistem gua yang rumit sepanjang 17 wilayah yang terpisah. Banyak ruang – ruang gua yang masih belum terjelajahi hingga saat ini, di mana lokasi – lokasi tersebut hanya diketahui oleh penetua suku Ruc. 

6. Suku Asli Terakhir dari Amerika

 

Pada tahun 1911, penduduk asli Amerika yang terakhir merasa terganggu oleh pemukim, berjalan keluar dari hutan di California, dengan berpakaian khas suku nya dia ditangkap oleh polisi yang tertegun melihat nya. Namanya Ishi, dan dia adalah seorang anggota dari suku Yahi. Setelah diinterogasi oleh polisi, dengan bantuan seorang penerjemah dari perguruan tinggi setempat, diketahui bahwa Ishi adalah satu-satunya yang selamat dari serangan oleh pemukim tiga tahun sebelumnya. Setelah berjuang menghidupi diri sendiri, ia akhirnya memutuskan untuk menghubungi orang lain untuk membantu nya.
 
Ishi berarti “manusia” dalam bahasa Yana. Antropolog Alfred Kroeber memberikan nama ini kepada orang itu karena tidak sopan untuk menanyakan nama seseorang dalam budaya Yahi. Ketika ditanya namanya, ia berkata: “Saya tidak punya, karena tidak ada orang yang memberi saya sebuah nama,” 

7. Suku – suku Brasil

 

Untuk alasan pengendalian populasi, pemerintah Brasil mencoba mencari tahu berapa banyak jumlah penduduk yang tinggal di daerah yang terisolasi di pedalaman hutan Amazon. Mereka menggunakan pesawat terbang yang dilengkapi dengan peralatan fotografi, dengan harapan dapat menghitung jumlah orang – orang yang berada di wilayah tersebut. Cara ini sering tidak mendapat kan hasil yang diharap kan, malah sering menghasilkan banyak kejutan.

Brasil adalah rumah terbesar di planet ini bagi suku – suku yang terasing. Diperkirakan saat ini sekitar 80 kelompok hidup di Amazon. Akibat tekanan atas eksploitasi tanah mereka, semua suku terasing sangat rentan mengalami serangan kekerasan (yang umum), dan wabah penyakit seperti flu dan campak.

Pada tahun 2007, saat pengambilan gambar rutin yang dilakukan oleh pemerintah, suku – suku terasing itu melancarkan serangan panah api ke pesawat yang dilengkapi peralatan fotografi. Dan pada tahun 2011, satelit menangkap beberapa bintik di sudut hutan Amazon yang dianggap tidak layak huni. Ternyata bintik tersebut adalah orang – orang, mungkin mereka adalah suku – suku terasing yang menetap di pedalaman hutan Amazon.
 

8. Suku DiPapua Nugini

 

Di Papua Nugini diperkirakan terdapat puluhan bahasa, budaya dan adat istiadat yang masih belum diketahui manusia modern. Namun karena sebagian besar medan belum dipetakan, dan karakter penduduk asli yang dilaporkan masih menganut kanibalisme, pedalaman Papua Nugini jarang dieksplorasi. Pada tahun 1961, Michael Rockefeller melakukan ekspedisi dengan tujuan menemukan beberapa suku yang hilang. Rockefeller, seorang jutawan asal Amerika Serikat, terpisah dari kelompoknya dan diperkirakan telah ditangkap dan dimakan oleh suku – suku pedalaman Papua Nugini.

Pulau Nugini adalah pulau terbesar ke dua di dunia, setelah Greenland. Pulau yang dipenuhi pegunungan dan daratan tropis ini menjadi milik dua negara ; Papua Nugini dan Indonesia.

Suku Korowai di Papua. 

Suku ini mendiami dataran rendah di sebelah selatan Papua, hidup di sepanjang aliran sungai dan rawa-rawa. Suku Korowai, seperti suku-suku di Papua kebanyakan, hidup nomaden atau berpindah-pindah serta mengandalkan hidupnya dari alam. Karena daerahnya yang cukup subur, menjadikan mereka harus sering berperang dengan suku lain. Dalam berperang, mereka kerap menggunakan racun pada anak panah dan mata tombak yang kebanyakan mereka buat dari tulang berulang. Kebiasaan mereka memakan daging manusia bukan secara sembarangan, tetapi karena korban kerap melakukan pelanggaran adat, kemudian ditangkap dan diadili, setelah diputuskan bersalah maka korban akan di ritualkan dan dimakan bersama-sama. Keberadaan mereka masih ada hingga saat ini.

Suku Tolai di Papua. 

Walaupun sebagian besar dari mereka hidup di Papua New Guinea, tapi ada sebagian kecil yang hidup di perbatasan Papua wilayah Indonesia. Mereka diketahui melakukan kanibalisme ketika warga suku Tolai modern meminta maaf kepada pemerintah Papua New Guinea atas pembunuhan dan kanibalisme yang dilakukan oleh nenek moyang mereka kepada misionaris Inggris pada abad ke 19 dan pada tahun 1978 mereka membunuh menteri dan tiga orang guru dari negara Fiji, yang kemudian dimasak dan dimakan beramai-ramai. 

Suku Dayak Punan. 

Walaupun sebagian besar dari mereka sudah hidup secar modern, tapi berdasarkan cerita bahwa nenek moyang mereka dahulu tidak tabu untuk memakan daging manusia, sampai pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1970an melarang dengan turun langsung ke lapangan. Suku Dayak Punan hidup di daerah kalimanatan Barat, kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, hidup di sepanjang aliran sungai dan sering berpindah-pindah. Dahulu mereka sangat jago dalam berperang dan selalu menebas kepala musuhnya, hingga dikenal istilah "Ngayau" atau "Head Hunter". Dari riset terkini, ternyata suku punan yang primitif masih ada dan terlihat di goa-goa pedalaman rimba hutan Kalimantan. 

9. Sembilan Pintupi

 

Pada tahun 1984, sekelompok suku Aborigin yang tidak dikenal ditemukan di dekat pemukiman di Australia Barat. Mereka menyebut diri mereka sebagai Sembilan Pintupi oleh penutur bahasa mereka, mereka tinggal di tempat yang teririgasi dengan baik dan terdapat sumber makanan yang memadai. Sebagian besar dari mereka memutuskan untuk tinggal di kota – kota modern dan menjadi seniman, dan sebagian kecil memilih menetap di daerah asal mereka, Gibson Desert.
 
Sembilan Pintupi adalah sekelompok sembilan orang Pintupi yang hidup sebagai pemburu yang tinggal dikehidupan tradisional di Gibson Desert. Mereka kadang-kadang juga disebut sebagai “suku yang hilang”. Kelompok ini dipuji sebagai ‘pengembara terakhir’ dalam pers internasional ketika mereka meninggalkan kehidupan nomaden mereka pada bulan Oktober 1984. Mereka berkeliaran antara Danau Mackay, dekat perbatasan Teritorial Australia Barat-Utara, dalam keadaan telanjang bersenjatakan tombak kayu sepanjang 2 meter, pelempar tombak, dan bumerang yang diukir. Makanan mereka didominasi oleh goanna dan kelinci serta semak tanaman asli. Kelompok ini adalah keluarga, yang terdiri dari dua ibu (Nanyanu dan Papalanyanu) dan tujuh anak. Ada empat saudara laki laki (Warlimpirrnga, Walala, Tamlik, [1] dan Yari Yari) dan tiga saudara perempuan (Yardi, Yikultji dan Tjakaraia).

10. Suku Sentinel

 

Suku Sentinel adalah suku yang terdiri dari sekitar 250 orang yang tinggal di Utara Pulau Sentinel, antara India dan Thailand. Tidak banyak yang bisa diketahui karena setiap kali mengetahui kehadiran orang asing mereka menyambut nya dengan serbuan hujan panah. Beberapa pertemuan damai dilakukan di akhir tahun 1960-an. Siapa pun yang mencoba untuk mendarat di pulau Sentinel hingga saat ini disaran kan untuk menuliskan surat wasiat atau pun permintaan terakhir. Sebuah tim dari National Geographic terpaksa kembali setelah anggota tim utama tertancap anak panah di pahanya, dan dua pemandu lokal tewas. Suku Sentinel juga memiliki reputasi hebat dalam bertahan menghadapi bencana alam. Misal nya saat kemampuan mereka dalam mengatasi ganas nya bencana Tsunami pada tahun 2004, yang mendatangkan mala petaka di Sri Lanka dan Indonesia.

Secara teritori pulau ini adalah wilayah kekuasaan India. Dalam prakteknya, Suku Sentinel menjalankan otonomi penuh atas urusan mereka dan keterlibatan pemerintah India dibatasi untuk pemantauan saja. Status pulau ini adalah de facto otonom. Dari tahun 1967, pemerintah India di Port Blair memulai program upaya menghubungi suku Sentinel, di bawah manajemen Direktur Kesejahteraan Tribal dan TN antropolog Pandit. Program ini terdiri dari serangkaian kunjungan yang direncanakan. Namun, program ini dihentikan pada akhir 1990-an setelah serangkaian pertemuan berakhir dengan pertikaian yang mengakibatkan kematian. Pada tahun 2006, pemanah suku Sentinel menewaskan dua nelayan yang sedang memancing secara ilegal dalam jangkauan pulau mereka. Para prajurit India kemudian dikirim untuk mengevakuasi mayat – mayat tersebut dengan menggunakan helikopter. Namun mereka malah diserang hujan panah oleh suku Sentinel.

11.suku pedalaman pygmy 

Melihat keunikan Suku pedalaman Pygmy yang membuat kita semua bertanya tanya mengapa tubuh suku pygmy rata rata hanya 120 - 150 cm. Dua antropolog dari Universitas Cambridge, Stock dan Andrea Migliano, mengatakan bahwa penemuan mereka mendukung sebuah sekenario di mana kebanyakan wanita dapat bereproduksi pada usia yang relatif muda, mungkin sebagai respon terhadap angka kematian yang tinggi. Sifat fisik ini kemudian menjadi lebih umum dari satu generasi ke generasi berikutnya. “Kemungkinan akibat dari bereproduksi di usia yang relatif muda dan inilah yang mengalihkan sumber daya pertumbuhan, kemudian menghasilkan tubuh kecil sebagai efek sampingnya,” para peneliti berhipotesis.

 

Para peneliti mendeskripsikan mengenai fisik masyarakat pigmi yaitu dengan rata-rata tinggi tubuh laki-laki dewasanya tidak lebih dari 155 cm, atau sekitar 5 kaki, 1 inci. Pigmi diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok yang hidup di beberapa wilayah seperti Afrika, Indonesia, Filipina dan kepulauan Andaman, yang terletak di sebelah tenggara Burma.

Berawal dari teori evolusi manusia dimana evolusi merupakan salah satu teori yang dikemukakan oleh charles Darwin salah seorang ilmuwan asal inggris(England). Sahabat anehdidunia.com teori ini mengungkapkan bahwa manusia merupakan hasil evolusi dari kera, teori ini didukung oleh beberapa ilmuwan-ilmuwan eropa lainnya. yang akhirnya mempelopori sebuah nasib malang seorang hamba allah yang tidak bersalah.
para ilmuwan-ilmuwan yang mendukung teori evolusi ini (pro evolution) terus berkeinginan untuk membuktikan kebenaran teori evolusi ini pada dunia, mereka ingin mengungkapkan kalau teori evolusi ini memang benar adanya, para ilmuwan tersebut berfikir kalau di daerah eropa masa transisi evolusi manusia ini terjadi begitu cepat maka ada di daerah lain yang mempunyai masa transisi yang sangat lambat, akhirnya merekapun terus mencari bukti masa transisi (masa perubahan kera menjadi manusia).

 

Karena teori evolusi ini, sejarah mencatat kejadian memilukan yang terjadi pada suku pedalaman Pigmi. Pada awal abad 20-an para ilmuwan menemukan “ota benga”(nama) di salah satu daerah bagian afrika tengah yang berasal dari suku pygmy. akhirnya merekapun menangkap secara paksa “ota benga” dan meyakini bahwa “ota benga” merupakan salah satu mata rantai transisi evolusi manusia. ota benga yang sebenarnya hanya seorang manusia biasa yang telah mempunyai istri dan dua anak dijadikan sebagai sample masa transisi manusia dari kera hanya karna dia mempunyai sedikit kemiripan dengan kera dan mempunyai tinggi 127 cm. 

Ota benga ditangkap pada tahun 1904 dan kemudian dibawa ke sebuah kebun binatang yang berada di newyork bernama Bronx yang pada saat itu dipimpin oleh Dr.William Hotrnaday. Dr ini merasa bangga dengan penemuan ini dan ini digunakan untuk mempengaruhi dunia akan kehebatan bangsa barat. disana “ota benga” ditempatkan di sebuah kandang kebun sama seperti binatang-binatang yang ditempatkan disana seperti gorilla, orang hutan dan simpanse.

Tiap hari “Ota benga” diberlakukan dan diberi makanan sebagai mana layaknya binatang, dan diperkenalkan pada pengunjung sebagai sampel evolusi manusia, karna tertekan akhirnya “ota benga” bunuh diri dalam kamar dimana ia ditempatkan.untuk memperlihatkan perhatian dan segaligus untuk menentang teori evolusi Darwin, verner beradvord mengarang sebuah buku tentang kisah menyedihkan ota benga ini dengan judul THE PYGMY IN THE ZOO. Dalam buku ini diceritakan semua nasib malang “ota benga” dan segala perlakuan yang didapatkannya akibat teori revolusi ini. Sangat menyedihka. 

12.Suku Maya

 

Suku Maya adalah kelompok suku yang tinggal di semenanjung Yucatan, Amerika Tengah yang berbatasan dengan Samudera Pasifik di sebelah barat, dan Laut Karibia di sebelah timur. Suku maya mampu menghasilkan bentuk karya dan peradaban unik seperti bangunan (Chichen Itza), pertanian (kanal drainase), tanaman jagung dan latex, sumurnya yang disebut “cenotes”. 

Cara mereka berkomunikasi dan mendokumentasikan menggunakan gambar dan simbol, yang disebut “glyph”. Suku ini juga mengenal kecantikan seseorang, dengan membuat tempurung kepalanya menjadi rata, dengan cara mengikatkan papan di dahi dan tempurung belakang pada bayi/kelahiran anak, sehingga pada waktu dewasa mereka merasa anggun dengan memiliki tulang dahi yang rata. Adapun senjata yang digunakan adalah disebut “Atlatl” , yakni semacam busur dan panahnya. 

13.Suku Persia

 

Persia adalah salah satu suku yang tergolong dalam Bangsa Iran, menggunakan bahasa Persia dan juga mempunyai persamaan dalam kebudayaan dengan bangsa Iran yang lainnya. Bangsa ini mayoritas di Iran dan minoritas di beberapa negara-negara lain seperti Afganistan, Tajikistan, Uzbekistan, Amerika Serikat, Kuwait, Turki, Uni Emirat Arab, Irak dan juga beberapa negara di Timur Tengah. Bahasa Persia adalah salah satu bahasa yang tertua di dunia yang masih digunakan hingga hari ini. Peradaban Persia telah memperkenalkan tiga agama utama yaitu Zoroastrianisme, Manikeanisme, dan Bahá'í. Sekarang, mayoritas orang Persia beragama Islam (aliran Syi'ah) dan juga terdapat kelompok minoritas beragama Islam (aliran Sunnah Waljamaah), Zoroastrianisme, Kristen, Yahudi dan Bahá'í. Terdapat juga ateis dan agnostik. Orang Persia mulai memeluk Islam sekitar tahun 637 – 651. Hal itu terkait rapat dengan penyebaran Islam pada zaman Khulafa'ur Rasyidin. Penyebaran suku persia di dunia pada tahun 2005. 

14 Suku Amazon 


 

Amazon adalah suatu suku bangsa yang seluruhnya adalah perempuan pada Era Klasik dan dalam mitologi Yunani. Menurut Herodotos, suku Amazon ada di daerah perbatasan Skithia di Sarmatia (Ukraina modern). Para historigrafer lainnya berpendapat bahwa suku Amazon menghuni Asia Minor, Libya, atau India. Ratu Amazon yang terkenal di antaranya adalah Penthesileia, yang ikut serta dalam Perang Troya, dan saudarinya Hippolyta, yang pernah ditemui oleh Herakles. Para tentara Amazon sering digambarkan melawan pasukan Yunani dalam seni Yunani dalam cerita amazonomakhia. 

Suku Amazon telah banyak diasosiasikan dengan berbagai figur historis sepanjang masa Kekaisaran Romawi dan Abad Kuno Akhir. Dalam istoriografi Romawi, ada banyak serangan suku Amazon di Asia Minor. Sejak masa Modern Awal, nama suku Amzon telah menjadi julukan untuk prajurit wanita secara umum. 

15.Suku Aborigin
 
 

Etnik Aborigin, pemukim benua Australia, pada sekitar abad-abad kedatangan bangsa kulit putih (abad ke 18), diperkirakan berjumlah 300.000 orang. Mereka mendiami pantai-pantai utara dan timur serta lembah sungai Murray dan sebahagian kecil lainnya berada di Tasmania (Kitley, 1994;362). Mereka hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan (food gathering) dan ini sudah dipertahankan semenjak beribu-ribu tahun sebelum kedatangan bangsa kulit putih. Mereka tidak mengenal pertanian, karena, disamping faktor lingkungan alam yang kurang mendukung untuk diolah menjadi lahan pertanian, juga disebabkan oleh tidak adanya bibit tanaman untuk pertanian.  

Orang Aborigin menganggap diri mereka adalah bahagian dari alam dan semua benda-benda alam seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan, menurut mereka, mempunyai sifat yang sama dengan manusia. Oleh karenanya dalam tradisi Aborigin sangat dipentingkan menjaga keharmonisan alam. Orang-orang Aborigin memiliki sistem kepercayaan “dream time”. Mereka percaya kepada arwah nenek moyang dan percaya kepada kekuatan-kekuatan magic yang dimiliki oleh alam terutama binatang. Disamping itu mereka juga dikenal sebagai pembuat obat yang diolah dari sumber-sumber alam. Nuansa sakral sangat dominan terlihat dalam kesenian Aborigin. Hal ini dibuktikan dengan ragam kesenian visual yang dihasilkan seperti lukisan, cukilan, goresan dan kerajinan menjalin serat (Kitley, 1994;391). 

16.Suku Han di China

 

Jumlah penduduk suku Han adalah 91,59% dari keseluruhan penduduk Tiongkok. Suku Han bukan hanya suku dengan jumlah orang terbesar di Tiongkok, ia juga adalah suku dengan jumlah orang terbesar di dunia. Suku ini diberi nama Han sejak dinasti Han. Suku Han memiliki hampir 4000 tahun catatan sejarah. Suku Han tersebar di seluruh Tiongkok, sama-sama menggunakan Hanyu Bahasa Han. Sejarah Hanyu sangat panjang dan kaya kosa kata. Saat ini Hanyu memakai huruf blok persegi(fangkuai Hanzi), yang berkembang dari Jiaguwen serta Jinwen. 

Sejak zaman Chunqiu(770-476 SM), orang Han sudah memulai pembangunan pertanian dan irigasi dalam skala besar. Sistem irigasi Dujiangyan di Sichuan yang dibangun di awal masa Zhanguo(475-221 SM), sampai sekarang masih berfungsi. Konsep agama orang Han cukup dalam. Penyembahan nenek moyang, diwariskan turun temurun sebagai bentuk pengabdian. Hari raya orang Han yang paling besar adalah Chunjie(Festival Musim Semi), selain itu ada Yuanxiao jie, Duanwu jie, Zhongqiu jie dan lain-lain. Di dalam sejarahnya yang panjang, suku Han dan suku lain menjalin hubungan politik, ekonomi dan budaya. Karena faktor sejarah dan jumlah penduduk, suku Han memiliki peran utama dalam kehidupan bernegara. 

17.Suku Gypsy

 

Bangsa atau kaum Gipsy merupakan bangsa yang nomaden yang artinya suka berpindah tempat, kaum gipsy ini pernah memiliki masa kelam sewaktu kepemimpinan Hitler di eropa dengan dimasukkannya kaum gipsi kedalam salah satu suku yang dianggap “ berbahaya ”, selain orang Jews, orang Slavia dan kaum homoseksual. Kaum ini memiliki pandangan hidup yang unik dan tersebar luas di benua benua Amerika dan Timur Tengah. Dewasa ini jumlah mereka diperkirakan mencapai lebih dari 5 juta orang yang tinggal tersebar di setiap penjuru dunia. Gipsi memiliki banyak nama lain, antara lain Gipsy, Gitanos, Tsigani, Cigany, Zigeuner, Sinti, dan rom. 

Karena jarang diterima, orang Rom tidak pernah menetap. Gaya hidup nomaden ini menghasilkan berbagai keterampilan, seperti kerajinan logam, jual beli, dan hiburan. Dengan menawarkan jasa-jasa yang dibutuhkan ini, paling tidak mereka dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Beberapa wanita Rom memanfaatkan reputasi bahwa mereka memiliki kekuatan supernatural, sering kali pura-pura memilikinya untuk tujuan komersial. Kebiasaan berpindah-pindah ini juga meminimalkan risiko pencemaran budaya atau moral akibat terlalu banyak kontak dengan gadje—bahasa Romani untuk “non-Rom”. Meskipun ada orang Rom yang berpegang kukuh pada banyak tradisi, mereka sering kali memeluk agama mayoritas di daerah mereka tinggal.

Dewasa ini, antara dua juta hingga lima juta orang Rom—ada yang mengatakan lebih banyak lagi—tinggal hampir setiap penjuru bumi. Kebanyakan tinggal di Eropa. Sebagian besar tidak lagi hidup berpindah-pindah, dan ada yang cukup berada. Namun, di banyak tempat, orang Rom masih tergolong miskin dan kurang beruntung, dan sering hidup dalam kondisi yang mengenaskan. 

18. Suku Yunani
 
 

Yunani adalah nama sebuah bangsa yang telah menghuni Yunai semenjak abad ke-17 SM sampai sekarang. Mereka sekarang diketemukan di semenanjung Yunani di sebelah tenggara Eropa, kepulauan Yunani, dan Siprus. Koloni dan komunitas Yunani secara historis telah didirikan di segala penjuru Laut Tengah, namun bangsa Yunani selalu berpusatkan di sekitar pesisir Aegea di mana bahasa Yunani telah dipertuturkan semenjak zaman Antik. Sampai awal abad ke-20, bangsa Yunani secara uniform tersebar di semenanjung Yunani, pesisir barat Asia Minor, Pontus dan Konstaninopel, yang merupakan daerah-daerah yang kurang lebih sama dengan perbatasan Kekaisaran Bizantium pada akhir abad ke-11 dan wilayah kolonisasi Yunani pada Dunia Kuna. 

Namun setelah Perang Yunani-Turki (1919 – 1922) pada tahun 1923, pertukaran populasi besar-besaran antara Turki dan Yunani terlaksana dan membatasi kaum etnik Yunani secara umum di perbatasan negeri Yunani modern. Inilah daerah di mana mereka menetap untuk pertama kalinya sejak sekitar tahun 1500 SM, dan juga di Siprus. Populasi Yunani lainnya bisa ditemukan di Italia selatan sampai Kaukasus dan komunitas diaspora di sejumlah negara-negara lainnya di dunia. Saat ini, paling tidak secara nominal, sebagian besar bangsa Yunani beragama Ortodoks Yunani. 


SEMOGA BERMANFAAT


Share this article :
 
Editor : WawasanCepat
Copyright © 2011. Wawasan Cepat - All Rights Reserved

Selamat Datang bahasa inggrisnya welcome

Selamat datang di blog Wawasancepat, saya harap anda senang berada diblog sederhana ini. Blog ini saya tulis dengan komputer yang sederhana dan koneksi internet yang juga sederhana. Saya berharap Anda sering datang kembali. Silahkan anda mencari hal-hal yang baru di blog saya ini Selengkapnya tentang blog ini

Sekilas tentang Arie

Photo di samping itu bukan saya dan juga bukan pacar saya, pokoknya bukan siapa-siap saya. Nama saya Arie saya seorang yang ingin belajar blogger. Saya mulai belajar blogger sejak bulan januari 2014, dan blog ini saya buat pada bulan Januari 2014

Navigasi

Social Stuff

Info